Akhirnya Aku Menyadari..

    Setelah berkecimpung di Kammi Komsat Madani kurang lebih satu tahun, mendapatkan amanah menjadi staf Humas dibawah kepemimpinan ka Nur Afilin (selaku kadep Humas 2011/2012). Banyak hal yang saya pelajari. Menjadi Humas ibarat selimut di kala musim dingin dan payung dikala musim kemarau. Sebagaimana selimut, memiliki peran untuk melindungi dari udara dingin yang mencekam, begitu pula Humas ia memiliki peran krusial untuk melindungi dan menutupi bagian penting dalam sebuah organisasi. Jangan sampai apa yang seharusnya tak layak untuk menjadi konsumsi publik, mudah kita sebarluaskan dan pada akhirnya menjadi bumerang untuk organisasi kita.

 Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, Kammi Madani pun melaksanakan Muskom ke-2 dan memilih Pemimpin baru, yang sebelumnya kepemimpinan ka Riyan Fajri beralih ke ka Dian Syahputra Pasaribu. Tentu, ada perubahan struktural kepengurusan organisasi yang kita alami. Ketika dibawah kepemimpinan ka Riyan, saya menjadi staf Humas Kammi Madani dan sekarang dengan dipimpin oleh Ka Dian saya diangkat menjadi Kadep Humas untuk periode 2012/2013.

  Perasaan sedih, senang, khawatir semua bercampur menjadi hal yang tak karuan. Sedih, karena saya merasa saya belum sempat menunaikan amanah dengan baik. Senang, karena saya akan kembali belajar banyak hal, menemukan tantangan baru yang mungkin akan menyurutkan api kecil ini. Khawatir, karena menjadi kadep adalah peran krusial untuk senantiasa mengontrol kinerja staf-staf dibawahnya. Ini yang kemudian selalu saya renungkan, fikirkan, dan menjadi hal prioritas nantinya dalam hidup saya.

Aku pun bertanya..


Aku  bertanya, “Buat apa bersama jika masih tak menghargai?”
Dan akupun menanyakan buat apa kita bersama jika masih ada prasangka dalam dada.
Lagi-lagi, aku menanyakan, buat apa kita bersama jika masih belum ada peningkatan dalam amal ibadah kita.
Tak berhenti, aku menanyakan lagi buat apa kita bersama jika masih ada sakit dalam hati.
Dan aku  pun dengan miris bertanya, buat apa kita bersama jika masih tersemat maksiat dalam laku.

Ketika orang lain memilih untuk hidup sendiri, aku memilih untuk bersama. Ada rasa yang tak biasa ketika aku memutuskan perkara ini, tentu segala konsekuensi haruslah difikir secara matang dan tidak gegabah. Yah bersama untuk satu tujuan. Bersama untuk saling melengkapi. Bersama untuk saling mengevaluasi demi perbaikan diri. 

Tantangan demi tantangan tentunya mulai menghampiri diri ini, menguji ketahanan dan kedewasaanku . Tak mungkin , aku bisa menyelami pribadi kalian dalam kurun waktu beberapa bulan ataupun beberapa hari. Meskipun aku dibesarkan dalam saudara banyak yang memiliki karakternya masing-masing. Namun, kultur disini yang jauh berbeda antara kita membuat aku harus menyelami pribadi kalian. Bagaimana mungkin aku menyelami pribadi kalian, namun aku tidak dapat menyelami pribadiku sendiri. 

Kubaca kembali firman persaudaraan-Nya, adakah yang salah dalam sikap ku selama ini, terlalu naif jika aku merasa diri paling benar. Egoisme diri yang menutup segala celah untuk meminta maaf terlebih dahulu. Rasa gengsi dan kesombongan itu yang tak rela, aku berada dalam posisi salah dan harus mengalah.

Kubaca kembali firman persaudaraan-Nya, adakah perkataan buruk dalam berucap, terkadang lisan tak sadar telah menyakiti dan melukai hati-hati mereka yang bersih. Ingin rasanya mengunci setiap kata yang terlontar dalam lisan. Ingin rasanya seketika menjadi orang yang pendiam, sehingga tak ada lagi kata-kata yang menyimpan luka.

Kubaca  kembali firman persaudaraan-Nya, adakah hati yang selalu dipenuhi dengan prasangka. adakah hati yang selalu membenci, adakah hati yang maha pencemburu. Kemanakah hati yang bersih itu, kemanakah hati yang senantiasa bertasbih atas nama-Nya.

Aku mungkin tak sehebat dirimu, yang pandai mengurusi segala hal dengan cekatan..
Aku mungkin tak sepandai dirimu, yang pandai menyajikan berbagai hidangan lezat..
Aku mungkin tak secerdas dirimu, yang pandai dalam mempelajari hal baru..
Aku mungkin..aku mungkin..aaaah aku mungkin tak seperti dirimu...

Tapi, satu hal yang selalu kuingat dan kuyakini betul, bahwa Allah menciptakan kita berbeda untuk saling melengkapi, saling mengingatkan dan saling mendoakan. Lihatlah pelangi, tak akan nampak indah jika semuanya menjadi satu warna.

Allah, berikan aku sedikit waktu untuk mengenal mereka lebih dekat. Agar tak ada lagi prasangka dalam dada, yang tersisa hanyalah cinta tulus untuk saling mewarnai satu sama lain.

Reportase Talkshow “Agar Ngampus Gak Sekedar Status”


Hari sabtu, 22 September 2012, Acara talkshow “Agar Ngampus Gak Sekedar Status”  bertempat di aula mesjid gedung dikmenti, Kuningan yang diselenggarakan KAMMI Komisariat madani berlangsung cukup ramai. Pada kesempatan kali ini KAMMI Komsat Madani kembali menggelar acara yang berbeda dari sebelumnya. Acara talkshow pertama di Jak-sel yang memanfaatkan momentum mahasiswa baru. Peserta yang hadir tak hanya yang berstatus sebagai mahasiswa namun juga para pelajar yang duduk dibangku kelas 3. Peserta talkshow diantaranya berasal dari beberapa univ di jakarta, Sampoerna School of Education, Poltekkes 3 Jakarta, UNJ, Uhamka, BSI, Poltek Media, Unindra, dan sebagainya dan pelajar SMA yang berasal dari SMAN 52 Jakarta, SMA Cikarang, SMK 49 Jakarta.

“Acara ini bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa baru atau para pelajar yang sebentar lagi akan menjejaki bangku kuliah sebagai persiapan awal untuk memasuki dunia yang baru.Status sebagai mahasiswa selayaknya dapat menjadi kebanggaan tersendiri,  menyibukkan diri dengan kegiatan positif dan terlibat dengan organisasi di luar.Follow-up dari acara ini untuk membentuk “Forum Diskusi Jakarta Muda”, ujar Imam Buchori selaku ketua pelaksana acara Talkshow”.

 Acara ini mengundang beberapa narasumber hebat yang menginspirasi  yakni Hatta Syamsuddin, penulis buku “agar ngampus gak sekedar status, Andreas Senjaya “runner – up mapres UI 2010”, dan Maukuf Maskyur penulis buku “Menjadi generasi tangguh”.

Selama acara berlangsung, acara talkshow dipandu oleh dua moderator  yakni Sophia Mulyani dan Dina Fauziah.

Pak Hatta memaparkan seorang mahasiswa tak hanya unggul dari segi akademis namun juga akademis. Status sebagai seorang mahasiswa sepatutnya dioptimalkan untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya menggali ilmu seluas-luasnya karena masa muda adalah momentum yang berharga untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas diri.
Buku “Agar Ngampus gak sekedar status “ perpaduan antara pengalaman beliau dan istrinya yang juga aktivis kampus. Masa 4 tahun sebagai mahasiswa sangatlah singkat, baru akan menyesal ketika kita telah lulus dari bangku perkuliahan. Ilmu yang didapati dibangku kuliah terlalu sempit untuk disandingkan dengan ilmu di luar kelas.

Pentingnya mengatur waktu adalah tugas besar mahasiswa yang menyandang status sebagai aktivis.  Kurangi waktu tidur, karena kebanyakan dari mereka yang sukses adalah mereka yang terbangun di kala yang lain sedang tertidur. Waktu tidur dapat digantikan dengan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Baca buku sebanyak-banyaknya, menulis sebanyak-banyaknya, dan berdiskusi sebanyak-banyaknya adalah tradisi ilmiah yang harus dijaga dengan teratur, ujar ka Jay (Andreas Senjaya).

Lebih lanjut pak Maukuf menjelaskan mengenai kebutuhan mahasiswa untuk memetik ilmu di lapangan. Peluang untuk mendapatkan ilmu dan wawasan dari luar begitu besar, mahasiswa harus pandai dalam memanfaatkan peluang.  Aksi seorang aktivis yang sering disorot oleh media adalah “aksi turun jalan”. Beberapa media tertentu terkesan mendiskreditkan mahasiswa yang terlibat dalam aksi jalaanan. Padahal sebelum melakukan aksi ada jalur diplomasi yang ditempuh, namun ketika aspirasi mahasiswa tak lagi didengar munculkan aksi yang sedikit anarkis. Untuk menyikapi media-media tersebut pak maukuf berpesan agar mahasiswa cerdas dalam memilih dan memilah informasi yang tersebar di masyarakat. Dan tidak mudah terprovokasi oleh media. Ubah cara pandang yang hanya dari satu sisi, lihatlah dari banyak sisi, telusuri sumber beritanya. Aksi bukan hanya “aksi turun jalan” ada aksi sosial dan aksi intelektual.  Aksi sosial mahasiswa berupa pembagian sembako, relawan korban bencana alam, dsb. Aksi intelektual mahasiswa yakni berupa tulisan, diskusi, dan berpartisipasi dalam diskusi, seminar, dan talkshow mahasiswa.

Peserta talkshow yang berperan aktif selama acara berlangsung, mendapatkan kaos persembahan dari Suara Jakarta.com. Dan seluruh peserta mendapatkan pin Suara jakarta.com .

Setelah sesi talkshow usai,dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang dibimbing oleh fasilitator dari kammi madani. Ditutup dengan pemilihan koordinator  sementara “Forum Diskusi Jakarta Muda” yang disematkan kepada Muhammad Taufik mahasiswa dari BSI.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung acara ini seperti SuaraJakarta.com, fimadani.com, wasathon.com dan lainnya yang ak bisa kami sebutkan satu –persatu. Semoga kedepan KAMMI MADANI terus berkontribusi dan berkarya bagi mahasiswa,pelajar dan masyarakat.
Ayo jadi aktivis mahasiswa, “Agar Ngampus Gak Sekedar Status”!!

Oleh :
Dina Fauziah
Kepala Departemen Humas KAMMI MADANI

.:::::.Bagiku Dia ISTIMEWA.:::::.


Ada banyak kisah cinta di dunia ini..
Ada banyak kasih yang tak tersampaikan..
Ada milyaran mimpi yang tak terwujud..
Namun, dihatiku cinta mu tak akan pernah terbeli..
Dimemoriku perhatianmu tak akan pernah hilang..
Bagiku kau teramat sangat istimewa..
Robbi, izinkan suatu hari aku melukiskan cinta dihatinya..
Cinta di dunia dan di akhirat..
Robbi, izinkan aku umrah bersamanya..
Suatu hari nanti, meski aku tak tahu kapan. akan terwujud.

Membaca novel bidadari-bidadari syurga menimbulkan kesan yang begitu mendalam. Kesan yang teramat sulit untuk dilupakan. Jarang sekali terdapat novel yang menceritakan perjuangan seorang kakak. Seorang kakak yang rela berkorban demi kesuksesan adik-adiknya. Cerita di novel ini aku rasakan di kehidupanku saat ini. Terkadang kehadiran novel seperti ini sangat dibutuhkan ditengah keluarga yang kurang menghargai sosok sang kakak.

Seorang kakak, tentunya sangat membantu dalam kehidupan berumah-tangga. Seorang kakak bisa jadi sebagai sahabat ibu. Sahabat di kala suka maupun duka ketika keberadaan ayah tak tentu kapan pulang. Seorang kakak adalah orang pertama yang paling mengerti kesulitan ibu dan keluarga. Seorang kakak akan selalu tampil kuat di tengah sulitnya perekonomian keluarga. Seorang kakak rela mengalah demi melihat adiknya tersenyum bahagia.

Aksi Perdamaian ROHIS Se-Jadetabek


Satu-satu kami anak Rohis..
Dua-dua kami cinta rohis..
Tiga-tiga kami bukan  teroris..
Satu-dua-tiga kami kecam teroris.

Kata-kata diatas adalah bentuk ungkapan yel-yel anak-anak Rohis yang terlibat aksi hari ini. Hari ini , Ahad 23 September 2012,  bunderan HI tak seperi biasanya. Ada ribuan pelajar rohis se-Jadetabek yang membawa pesan perdamaian untuk seluruh masyarakat Indonesia. Aksi perdamaian ini terkait dengan berita salah satu stasiun TV swasta yang menyebutkan pola rekrutmen teroris berasal dari ekskul rohis  yang ada di SMA.

Aksi perdamaian ini diawali dengan wawancara perwakilan ketua rohis oleh stasiun tvone.Acara dilanjutkan dengan long march mengelilingi bunderan HI sambil diselingi dengan pembagian bunga dan poster sosialisasi rohis kepada masyarakat.  Poster  tersebut menjelaskan sedikit banyak definisi rohis  dan pergerakannya di Indonesia.  

Ikatan pelajar SMA, SMP bahkan alumni ROHIS Se-Jadetabek ini sangat menyayangkan masyarakat yang mudah terprovokasi oleh media yang menyatakan bahwa rohis adalah sarang teroris.  Masyarakat seharusnya cerdas dan  bijak dalam menggunakan media .

KOTA TUA DAN SAYA


                                                            
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan teguh melestarikan tempat bersejarah”.

Tak cukup sehari menelusuri sisa-sisa kampung tua di Jakarta. Banyak tempat-tempat bersejarah yang masih berdiri kokoh, menjadi saksi bisu akan sebuah perkembangan kota Jakarta dan budaya masyarakat Jakarta.  Memetik setiap hikmah dalam sebuah perjalanan, setiap tempat yang saya kunjungi tentunya memiliki filosofinya tersendiri. Jakarta adalah kota sejarah. Pada kesempatan kali ini saya Dina Fauziah dan rekan-rekan Jelajah Elok Indonesia. Sebuah program yang diusung oleh komunitas Youth Empowering untuk mengenalkan wisata sejarah ibukota. Mulai dari museum Fatahillah hingga museum Mandiri.

Berbicara mengenai kota tua tak lepas dari sebuah gedung megah nan kokoh yang identik dengan kota tua. Museum sejarah jakarta atau yang biasa dikenal dengan sebutan museum fatahillah merupakan ikon dari kota tua. Sejak tahun 1707  hingga 1949 tempat ini berfungsi sebagai Balaikota (Stadhius :dalam bahasa Belanda) Batavia pada masa gubernur Jendral Johan van Horn.  Museum ini memamerkan koleksi benda dari jaman prasejarah hingga masa kolonial di Jakarta. Koleksi museum sejarah jakarta diklasifikasikan menjadi tiga bagian utama, koleksi zaman prasejarah : batu asahan, gerabah, manik-manik. Koleksi zaman sejarah : alat ukur, foto, hasil penggalian, hiasan dinding, Jam, Keramik, kuningan dan uang. Koleksi ethnografi : buku perpustakaan, pakaian kolonial belanda, dan buku perpustakaan. Penjara bawah tanah, dan patung dewa Hermes  menambah nilai historis gedung ini. Ironisnya, di sekitar gedung yang mejadi ikon wisata kota tua banyak pedagang yang menjajakan barang dagangan mereka, mengurangi nilai estetika museum ini.

Selain museum fatahillah, museum yang layak untuk dikunjungi adalah museum wayang. Wayang adalah warisan kebudayaan Indonesia yang mewakili nilai dan identitas bangsa Indonesia di kancah Internasional. Museum wayang yang berdiri sejak tahun 1912 menjadi sangat khas dengan koleksi wayang nusantara yang menggunakan material berbeda. Tak hanya koleksi wayang, koleksi berbagai topeng juga menghiasi museum ini.  Setiap bulan ada pagelaran wayang di museum ini, dengan tujuan mengenalkan wayang melalui media hiburan nan edukatif.
 
                Bagi anda penikmat lukisan-lukisan unik, tak lengkap rasanya jika tak singgah ke museum seni rupa dan keramik. Museum yang diresmikan sejak tahun 1990  ini kaya akan koleksi lukisan-lukisan karya pelukis ternama Indonesia, sketsa,  dan patung. Diantara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan yang amat penting bagi sejarah perkembangan seni rupa di Indonesia, seperti lukisan Pengantin Revolusi karya Hendra Gunawan dan lukisan “Bupati Cianjur” karya Raden Saleh.  Sejumlah 8000 koleksi keramik menambah koleksi museum ini.

             Penasaran dengan rupa mesin hitung, mesin ATM, dan alat timbang barang kiriman jaman dulu ? Mari kita menuju ke museum Bank Mandiri. Museum perbankan pertama di Indonesia ini bergaya art deco klasik di kawasan kota tua. Sensasi pengalaman menembus waktu ke bank tempoe doeloe dapat kita temui disini. Museum ini menyuguhkan koleksi buku besar, mesin hitung, dan berbagai koleksi uang koin maupun kertas tempo doeloe. Tak hanya itu, terdapat pula tempat penyimpanan uang bawah tanah disini.

           Tempat terakhir yang saya kunjungi adalah museum Bank Indonesia. Javasche bank (nama dulu Bank Indonesia) bangunan yang paling megah dan terawat dengan baik diantara museum lainnya. Sejarah mencatat, bangunan ini sempat mengalami beberapa kali perombakan sampai tahun 1922. Peran krusial Bank Indonesia di kancah perbankan nusantara tak bisa dilepaskan dalam sejarah perkembangan ekonomi Indonesia. Tujuan didirikannya museum ini oleh dewan gubernur BI tak lain untuk memberikan pemahaman dan pegetahuan kepada masyarakat akan peran Bank Indonesia, kebijakan-kebijakan BI yang telah dilakukan, merawat dan melestarikan dokumen-dokumen dan benda-benda bersejarah yang dimiliki BI sebagai pusat bank nusantara.             

            Pemuda dekat dengan masa depan. Bagaimana mungkin pemuda dapat menggoreskan masa depan cemerlang untuk bangsa, jika tak mau dekat dengan sejarah bangsanya sendiri. Dengan mempelajari sejarah, pemuda dapat mengatur strategi efektif untuk kemajuan bangsa. Generasi terbaik adalah generasi yang mengambil hikmah dari setiap perjalanan, setiap tempat yang dikunjunginya. Menjelajahi tempat-tempat bersejarah adalah bukti cinta terhadap masa lalu. Melestarikan tempat-tempat bersejarah tentunya tanggung jawab setiap elemen masyarakat. Pemuda ?!Ayo ke Museum !


Oleh : Dina Fauziah
Aktivis Badan Perwakilan Mahasiswa Sampoerna School of Education

Galau antara Transjakarta dan Bus kota

                Galau antara Transjakarta dan Bus kota

   Hampir setiap pagi, kota metropolitan itu ramai dengan sejumlah penduduknya. Mereka sibuk dengan aktivitas rutin masing-masing. Tak jarang, kegiatan macet pun menjadi sarapan wajib para pengguna jalan raya. Bagaimana tidak, jumlah kendaraan yang meningkat hampir setiap tahunnya namun tidak didukung dengan luas jalan. Ditambah lagi, jumlah para pedagang kaki lima yang rupanya mengambil alih fungsi jalan untuk berwirausaha. Salah satu alternatifnya adalah tingkatkan jumlah pengguna kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.
    Nah, bagi pengguna kendaraan umum di kota metropolitan ini. Banyak yang bisa anda pilih untuk mencapai tempat tujuan anda dengan selamat. Anda bisa memilih untuk menggunakan transjakarta atau bus kota. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kedua angkutan umum tersebut. Mulai dari faktor biaya atau ongkos, fasilitas, hingga keselamatan. 

“ Internationalization for increasing quality or surviving prestige ?”



      “ Internationalization for increasing quality or surviving prestige ?”

    According to knight (2004), the definition of internationalization is " The process of integrating an International inter-cultural and or global dimension in the goals,  the functions are teaching, learning, research, services and delivery of higher education. Indonesia view education is a noble process in improving a quality of human-being and not a commercial present that san be traded. Internationalization of education in Indonesia will be carried to support the formation of a world intellectual community with mutual understanding and solidarity among schools in preserving world peace by facilitating the development of academic mobility and higher education collaboration. The aims of the national education and training systems in Indonesia : A system that contribute to the development of a democratic, civilized, inclusive society, meets the criteria of accountability as well as responsibility to the public through the Internalization of Pancasila, UUD1945, NKRI, and Bhineka Tunggal Ika”. I think label of International Education is not important than being focus to education’s aim to be such as : improving a quality of International Higher Education’s product  and having capability to solve our country’s problem.

Agar Tak Salah Memilih

    “ Mau jadi dokter, pak guru, biar bisa sembuhin orang-orang cakit”..

   Jawaban itu seringkali kita dengar ketika kita duduk di bangku SD bahkan Taman Kanak-kanak. Jika kita ditanya mengenai cita-cita. Saya yakin hampir semuanya mengatakan dokter. Yah, dokter adalah salah satu profesi terfavorit ketika kita masih kanak-kanak. Pesona seseorang yang memakai jas putih, lengkap dengan stetoskop begitu menarik perhatian tidak hanya untuk anak-anak namun juga orang tua dari anak-anak tersebut. 

     Karena begitu ingin menjadi seorang dokter banyak  orangtua yang begitu over dalam mendidik anak-anaknya menjadi dokter. Tak sedikit orang tua yang keras mengajarkan anak-anak mereka sejak dini agar menjadi seorang dokter suatu hari nanti. Tentunya untuk menjadi seorang dokter harus masuk jurusan IPA terlebih dahulu di tingkat sekolah menengah. Maka, jika seorang anak mendapatkan nilai jelek di matematika, seringkali anak itu dianggap tidak pintar. Padahal setiap anak memiliki kelebihan yang berbeda dengan yang lain. Karena jika semua anak pintar di bidang sains atau matematika. Tidak akan ada profesi menjadi seorang pengacara, penyiar, seniman, dsb. 

     IPA adalah jurusan yang begitu menarik perhatian siswa SMA tingkat pertama. Dalam pandangan mereka

KARAKTER DASAR SEBAGAI AWAL PERUBAHAN

                                      #1   KARAKTER DASAR SEBAGAI AWAL PERUBAHAN


    Siapa yang tak kenal dengan negeri yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah?. Siapa yang tak kenal dengan negeri yang dikenal dengan  istilah “zamrud khatulistiwa”?. Siapa yang tak kenal dengan negeri yang dikenal dengan negeri agraris dan kepulauan bahari?. Itulah beberapa istilah mengenai negeri yang kita tempati saat ini. Bahkan ada yang bilang jika kita menanam sesuatu di negeri ini akan tumbuh dengan subur. Banyak data yang membuktikan negeri ini benar-benar negeri yang kaya. Namun, dengan berbagai macam istilah tersebut yang juga didukung dengan sejumlah data-data, kenapa Indonesia tak jua menjadi negara yang mampu bersaing dengan negara tetangga kita yang lain. Singapura dan Malaysia. Kenapa masih banyak anak-anak yang tinggal di jalanan dan tidak bersekolah ?.

Internasionalisasi Pendidikan antara Meningkatkan Gengsi atau Meningkatkan Kualitas

“The process of integrating an international, inter-cultural and/ or global dimension in the goals, functions(teaching/learning,research,services) and delivery of higher education”
(knight-2004)

Bicara mengenai internasionalisasi tak lepas dari kata “globalisasi” menurut Zainal Arif, LC,MA. “Internasionalisasi adalah proses menyejajarkan perguruan tinggi dalam perguruan internasional”.(Draf RUU). Jika kita menerapkan internasionalisasi pendidikan tinggi ada beberapa hal yang dapat menjadi harapan sekaligus peluang.
Menuju WCU( World Class University).Dengan adanya program ini diharapkan universitas – universitas menyiapkan diri untuk menuju kebutuhan pasar pendidikan internasional.

JATUH CINTA Vs BANGUN CINTA

JATUH CINTA  Vs BANGUN CINTA


Cinta adalah kekuatan..
Yang mampu merubah duri menjadi mawar..
Mengubah Cuka menjadi anggur..
Mengubah malang menjadi untung..
Mengubah sedih menjadi riang..
Mengubah sakit menjadi sihat..
Mengubah bakhil menjadi dermawan..
Mengubah kandang menjadi taman..
Mengubah penjara jadi istana..
Mengubah Amarah menjadi marah..
Mengubah musibah jadi muhibbah..
Itulah makna cinta..(Ayatul Husna)

Namaku di Gramedia

                                                            Namaku di Gramedia

    Sejak kecil aku tak suka menulis,namun aku hanya suka membaca. Menceritakan ulang buku-buku yang telah ku baca adalah hobi aku yang lain. Buku-buku yang aku baca tak jauh dari kisah teenlit .Kisah romansa remaja-remaja saat ini. Tak jauh dari itu. Kekuatan novel sungguh hebat. Setelah berhari-hari membacanya imajinasiku pun tak pernah hilang membayangkan cerita novel-novel itu. Rasanya aku seperti masuk ke dalam imajinasinya pengarang itu. Satu hal yang menyebabkan dampak negatif ketika kita membaca novel adalah “lupa waktu’. Yah, ketika membacanya kita tak akan pernah mau ada orang yang mengusik keasyikan kita ketika membaca novel. Datang terlambat ke sekolah pun pernah aku alami akibat  membaca novel.

     Ketika duduk di bangku SMP , tempat favorit ku adalah perpustakaan. Mencari informasi novel teenlit apa yang terbaru yang ada di perpustakaan SMP ku itu adalah kebiasaan ku. Meski rela bersaing dengan teman-temanku yang lain aku akan setia menunggu novel-novel teenlit itu. Hebatnya perpustakaan ku, adalah

SANDIWARA SEBUAH NEGERI

SANDIWARA  SEBUAH NEGERI

 Tak terasa kita memasuki awal tahun baru. Tahun 2012 yang penuh dengan tantangan baru, masalah baru, nuansa baru. Kembali kita menata visi yang akan kita capai di tahun ini.Apa saja resolusi-resolusi yang harus kita targetkan di tahun ini.

          Memasuki tahun baru 2012, hampir setiap orang merasakan gempita dimana-mana. Banyak cara yang mereka lakukan untuk merayakan detik-detik pergantian tahun baru. Kemacetan lalu lintas yang naik pesat, Harga bahan-bahan makanan yang melonjak tajam, menjamurnya penjual-penjual ikan dimana-mana.Berdesak-desakkan menonton konser tahun  baru,Aksi bakar-bakaran di hampir setiap daerah bahkan setiap rumah pun tak luput mewarnai perayaan tahun baru.