Reportase Talkshow “Agar Ngampus Gak Sekedar Status”


Hari sabtu, 22 September 2012, Acara talkshow “Agar Ngampus Gak Sekedar Status”  bertempat di aula mesjid gedung dikmenti, Kuningan yang diselenggarakan KAMMI Komisariat madani berlangsung cukup ramai. Pada kesempatan kali ini KAMMI Komsat Madani kembali menggelar acara yang berbeda dari sebelumnya. Acara talkshow pertama di Jak-sel yang memanfaatkan momentum mahasiswa baru. Peserta yang hadir tak hanya yang berstatus sebagai mahasiswa namun juga para pelajar yang duduk dibangku kelas 3. Peserta talkshow diantaranya berasal dari beberapa univ di jakarta, Sampoerna School of Education, Poltekkes 3 Jakarta, UNJ, Uhamka, BSI, Poltek Media, Unindra, dan sebagainya dan pelajar SMA yang berasal dari SMAN 52 Jakarta, SMA Cikarang, SMK 49 Jakarta.

“Acara ini bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa baru atau para pelajar yang sebentar lagi akan menjejaki bangku kuliah sebagai persiapan awal untuk memasuki dunia yang baru.Status sebagai mahasiswa selayaknya dapat menjadi kebanggaan tersendiri,  menyibukkan diri dengan kegiatan positif dan terlibat dengan organisasi di luar.Follow-up dari acara ini untuk membentuk “Forum Diskusi Jakarta Muda”, ujar Imam Buchori selaku ketua pelaksana acara Talkshow”.

 Acara ini mengundang beberapa narasumber hebat yang menginspirasi  yakni Hatta Syamsuddin, penulis buku “agar ngampus gak sekedar status, Andreas Senjaya “runner – up mapres UI 2010”, dan Maukuf Maskyur penulis buku “Menjadi generasi tangguh”.

Selama acara berlangsung, acara talkshow dipandu oleh dua moderator  yakni Sophia Mulyani dan Dina Fauziah.

Pak Hatta memaparkan seorang mahasiswa tak hanya unggul dari segi akademis namun juga akademis. Status sebagai seorang mahasiswa sepatutnya dioptimalkan untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya menggali ilmu seluas-luasnya karena masa muda adalah momentum yang berharga untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas diri.
Buku “Agar Ngampus gak sekedar status “ perpaduan antara pengalaman beliau dan istrinya yang juga aktivis kampus. Masa 4 tahun sebagai mahasiswa sangatlah singkat, baru akan menyesal ketika kita telah lulus dari bangku perkuliahan. Ilmu yang didapati dibangku kuliah terlalu sempit untuk disandingkan dengan ilmu di luar kelas.

Pentingnya mengatur waktu adalah tugas besar mahasiswa yang menyandang status sebagai aktivis.  Kurangi waktu tidur, karena kebanyakan dari mereka yang sukses adalah mereka yang terbangun di kala yang lain sedang tertidur. Waktu tidur dapat digantikan dengan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Baca buku sebanyak-banyaknya, menulis sebanyak-banyaknya, dan berdiskusi sebanyak-banyaknya adalah tradisi ilmiah yang harus dijaga dengan teratur, ujar ka Jay (Andreas Senjaya).

Lebih lanjut pak Maukuf menjelaskan mengenai kebutuhan mahasiswa untuk memetik ilmu di lapangan. Peluang untuk mendapatkan ilmu dan wawasan dari luar begitu besar, mahasiswa harus pandai dalam memanfaatkan peluang.  Aksi seorang aktivis yang sering disorot oleh media adalah “aksi turun jalan”. Beberapa media tertentu terkesan mendiskreditkan mahasiswa yang terlibat dalam aksi jalaanan. Padahal sebelum melakukan aksi ada jalur diplomasi yang ditempuh, namun ketika aspirasi mahasiswa tak lagi didengar munculkan aksi yang sedikit anarkis. Untuk menyikapi media-media tersebut pak maukuf berpesan agar mahasiswa cerdas dalam memilih dan memilah informasi yang tersebar di masyarakat. Dan tidak mudah terprovokasi oleh media. Ubah cara pandang yang hanya dari satu sisi, lihatlah dari banyak sisi, telusuri sumber beritanya. Aksi bukan hanya “aksi turun jalan” ada aksi sosial dan aksi intelektual.  Aksi sosial mahasiswa berupa pembagian sembako, relawan korban bencana alam, dsb. Aksi intelektual mahasiswa yakni berupa tulisan, diskusi, dan berpartisipasi dalam diskusi, seminar, dan talkshow mahasiswa.

Peserta talkshow yang berperan aktif selama acara berlangsung, mendapatkan kaos persembahan dari Suara Jakarta.com. Dan seluruh peserta mendapatkan pin Suara jakarta.com .

Setelah sesi talkshow usai,dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang dibimbing oleh fasilitator dari kammi madani. Ditutup dengan pemilihan koordinator  sementara “Forum Diskusi Jakarta Muda” yang disematkan kepada Muhammad Taufik mahasiswa dari BSI.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung acara ini seperti SuaraJakarta.com, fimadani.com, wasathon.com dan lainnya yang ak bisa kami sebutkan satu –persatu. Semoga kedepan KAMMI MADANI terus berkontribusi dan berkarya bagi mahasiswa,pelajar dan masyarakat.
Ayo jadi aktivis mahasiswa, “Agar Ngampus Gak Sekedar Status”!!

Oleh :
Dina Fauziah
Kepala Departemen Humas KAMMI MADANI

0 Responses